Wednesday, May 6, 2009

Obama: Komentar Ahmadinejad Soal Israel Rugikan Iran

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan kecaman Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengenai Israel merugikan Iran, namun berjanji terus mengupayakan "diplomasi yang lebih keras dan langsung" dengan Iran.

Presiden Obama mengatakan komentar pemimpin Iran itu merusak posisi Iran di dunia. Berbicara di Washington, hari Selasa, Presiden Obama menambahkan banyak orang yang kemungkinan simpati terhadap Iran dalam masalah-masalah lain melakukan walk out ketika Ahmaddinejad memberikan sambutan dalam konferensi PBB di Jenewa.

Dalam pidatonya, Ahmadinejad menyebut Israel "rejim rasis paling keji dan sangat menindas"

Obama menambahkan bahwa ia mendapati banyak komentar-komentar presiden Iran mengenai Israel memuakkan, namun menambahkan Iran memiliki banyak pusat kekuatan. Ia mengatakan Amerika akan terus mengupayakan kemungkinan perbaikan hubungan dengan Iran, "tanpa mengesampingkan pilihan-pilihan yang ada".

http://www.voanews.com/indonesian/2009-04-22-voa1.cfm


Gates : US-Iran Contacts Will Be Open

U.S. Defense Secretary Robert Gates says the United States will keep its allies in the Middle East informed as it pursues the possibility of improved relations with Iran, and discounted concerns in the region about a U.S.-Iran deal that could hurt the interests of longstanding American friends such as Egypt and Saudi Arabia. Secretary Gates spoke in Cairo after meeting with Egyptian President Hosni Mubarak.

Secretary Gates said there are some "exaggerated concerns" in the region that a so-called "grand bargain" with Iran will be negotiated in secret and then sprung on the region without warning. He called the prospect of that "very remote" and "highly unlikely."

"What is important for our friends and partners here in the Middle East to be assured of is that the United States will be very open and transparent about these contacts, and we will keep our friends informed of what is going on so that nobody gets surprised," he said.

The secretary said any progress toward improving U.S.-Iran relations will not only be open, but will likely develop slowly.

"Frankly, some of the first things that have happened subsequent to his extension of that open arm, open hand, have not been very encouraging, in terms of statements coming out of Tehran," he said. "We're not willing to pull the hand back yet, because we think there's still some opportunity, but I think concerns out here of some kind of a grand bargain are completely unrealistic."

Some analysts have suggested that the Obama administration move to dramatically change the nature of the U.S.-Iran relationship through a so-called "grand bargain" by, for example, making some concessions on regional security issues in return for an end to Iran's nuclear program and its interference in Iraq and Afghanistan. Secretary Gates indicated that will not happen.

"The focus of that dialogue is on Iran's behavior and uppermost in our minds is taking the measures necessary, with our partners in the region, to maintain their security and their stability, in particular against Iranian subversive activities," said Gates.

That is a major theme of Secretary Gates' visits to Egypt and Saudi Arabia this week. He says it is important for the United States to try to settle its differences with Iran, as President Obama has offered to do. But the secretary also said senior officials are aware that past efforts have failed, and he said it is not clear whether the view in Tehran has changed. He said "all options are available" if diplomacy and economic sanctions fail.

http://www.voanews.com/english/2009-05-05-voa21.cfm

Amerika Tidak Mahu Konflik Dengan Iran

Berita ini disiarkan pada 13 April 2007 di akhbar Harian Sinar Indonesia Baru ; http://hariansib.com/2007/04/as-tak-mau-konflik-dengan-iran/

Diplomasi harus diberikan waktu untuk bekerja dalam pertikaian Barat dengan Iran menyangkut program nuklirnya yang kontroversil, kata wakil Menlu AS urusan politik , Kamis dan menambahkan bahwa konflik dengan Iran tidak diinginkan atau tidak dapat dielakkan.

Berbicara dengan radio BBC, Nicholas Burns mengatakan Barat sedikit banyak telah bersabar dengan mengutamakan diplomasi jika itu bisa dilakukan, dan menambahkan masih ada waktu bagi satu penyelesaian diplomatik atas masalah tersebut.

Kita memiliki waktu untuk berusaha di sini, dan saya kira jika diplomasi terus dilakukan, dan berhasil, maka kita harus bersabar sedikit tentang itu, kata Burns kepada radio itu.
Anda tidak dapat hanya bereaksi dengan emosional apabila anda berbicara tentang masalah-masalah yang sangat serius.

Ia menegaskan: Pandangan kita adalah konflik militer tidak diinginkan dan tentu tidak tak dapat dielakkan , dan jika kita dapat bekerjasama dengan cekatan .. maka kita bisa berhasil. Kita harus harus berusaha.

Iran mengatakan program pengayaan uraniumnya adalah untuk tujuan damai, sipil , tapi negara-negara Barat mencurigai Teheran menggunakannya untuk membuat bom nuklir, dan mengenakan sanksi-sanksi terhadap negara Timur Tengah itu untuk menghentikan program nuklir itu.

Burns juga mengatakan sehubungan dengan dugaan peran Iran mempersenjatai kelompok Syiah di Irak , yang AS duduki Maret 2003, dan memiliki kehadiran militer sekitar 170.000 personil, Amerika harus berusaha untuk menyakinkan Iran agar memainkan peran yang lebih produktif.

Pesan kepada Iran adalah, kita tidak ingin memprovokasi satu konflik dengan mereka, dalam kenyataannya kita menginginkan hubungan yang damai dengan Iran, kata Burns dan menambahkan bahwa AS akan membela pasukannya di Irak jika mereka diserang.

Saya dapat mengatakan bahwa fokus dari usaha-usaha kita haruslah berusaha meyakinkan pemerintah Iran untuk memainkan peran lebih produktif, peran lebih produktif untuk memperkuat perdamaian di Irak

Program Nuklir Iran Terbatas

Sementara itu, ketua pengawas nuklir PBB, Kamis (12/4) waktu setempat mengatakan bahwa Iran hanya sedang mengoperasikan ratusan sentrifugal di pabrik pengayaan uraniumnya di Natanz, bukan 3.000 sentrifugal seperti yang diklaim negara itu .

Mohamed ElBaradei menyatakan program nuklir Iran memang sesuatu yang mengkhawatirkan namun ia mengabaikan klaim Teheran bahwa pihaknya telah memiliki kemajuan besar dalam pengayaan uranium, satu proses yang dituntut PBB agar dihentikan dengan memberlakukan sanksi lebih berat. Sejumlah pakar mengatakan secara teori 3.000 sentrifugal sudah cukup untuk membuat satu hulu ledak nuklir dalam satu tahun namun mereka ragu Iran benar-benar memiliki perlengkapan berhasil sebanyak itu.

ElBaradei, ketua Badan Energi Atom Internasional menuturkan Iran masih berada pada tahap-tahap awal pendirian fasilitas pengayaan Natanz-nya.

Pembicaraan tentang pembangunan fasilitas dengan 50.000 sentrifugal baru berada pada tahap awal, dan negara itu (saat ini) hanya memiliki ratusan, katanya kepada para wartawan di ibukota Arab Saudi, Riyadh.

Iran sendiri mengakui kalau pada akhirnya pihaknya bertujuan mengoperasikan lebih dari 50.000 perlengkapan tersebut di Natanz.

ElBaradei juga membantah dugaan bahwa Iran tengah mengoperasikan program pengayaan uranium tersembunyi.

Belum terbukti sampai saat ini bahwa fasilitas nuklir bawah tanah Iran tengah beroperasi secara rahsia dan Iran tidak memiliki material yang dapat digunakan untuk membuat satu senjata nuklir, katanya.

Begitupun ia tetap menyuarakan kekhawatirannya atas program nuklir Iran dan menuntut Iran menunjukkan transparansi atas isu itu untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa program nuklir mereka bertujuan damai.

Sejumlah diplomat di Wina juga memberikan angka yang lebih rendah tentang sentrifugal Iran. Tanpa menyebut identitas, kepada AP mereka mengatakan bahwa Iran saat ini baru menjalankan sekitar 650 sentrifugal secara seri konfigurasi yang memungkinkan mesin memutar gas uranium ke berbagai tingkat pengayaan. Mereka juga mengatakan mesin tersebut bekerja kosong dan tidak memproduksi uranium diperkaya

Pengawas-pengawas IAEA mengunjungi Natanz sepekan lalu dan dua lagi inspektur IAEA juga telah tiba di negara itu Selasa lalu dan dijadwalkan akan mengunjungi fasilitas tersebut dalam beberapa hari ini.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Senin lalu mengatakan bahwa fasilitas Natanz telah memulai produksi bahan bakar nuklir berskala industri. Negosiator utama Iran bahkan mengatakan para pekerja mereka telah mulai menyuntikkan gas uranium ke susunan baru 3.000 sentrifugal, jumlah yang jauh lebih banyak ketimbang 328 sentrifugal yang saat ini diketahui tengah dioperasikan di Natanz.

NEGARA TELUK BERHAK KEMBANGKAN NUKLIR DAMAI
Kepala badan pengawas tenaga atom Perserikatan Bangsa-bangsa hari Kamis mengatakan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) berhak mengembangkan tenaga nuklir untuk tujuan damai.

Sudah wajar negara GCC memiliki tenaga nuklir untuk tujuan damai, kata Kepala Badan Tenaga Atom Internasional, yang bermarkas di Wina, Mohamed ElBaradei.

Sekitar 150 negara mengunakan tenaga nuklir, katanya dalam jumpa pers bersama Ketua GCC Abdulrahman Attiyah di Riyadh.

Saat melakukan pertemuan tahunan di Riyadh pada Desember lalu, kepala negara GCC mengumumkan keputusan mengembangkan program teknologi nuklir bersama untuk tujuan damai berdasarkan atas peraturan internasional.

ElBaradei mengatakan menganjurkan negara GCC memulainya dengan membangun instalasi untuk kepentingan riset demi melatih petugasnya. GCC mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Presiden Iran Sambut Baik Signal Positif AS

TEHERAN - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa sinyal positif dari AS akan disambut Iran dengan baik. Dengan dasar saling menghormati dan keadilan, Iran akan tetap menyambut baik keinginan AS untuk berkomunikasi.

Ahmadinejad mengatakan bahwa dia menunjukkan keinginannya untuk melanjutkan pembicaraan bersama Washington setelah 3 dekade permusuhan politik dan pemutusan hubungan diplomatik. Iran mendukung calon presiden dari Partai Demokrat Barack Obama atas pendiriannya terhadap Iran tidak terlalu keras dibanding pesaingnya.

Dan pertikaian mengenai program nuklir ataupun tuduhan hanya dapat diselesaikan dalam pembicaraan langsungnya dengan George W. Bush. Pemerintahnya memilih untuk melibatkan AS dengan Uni-Eropa dalam pembicaraan menyelesaikan semua pertikaian.

http://id.ibtimes.com/articles/20081008/komunikasi-keadilan-sinyal-positif-diplomatik.htm


Joe Biden : Usaha-Usaha Iran Tidak Akan Membahayakan Israel.

Pada hari Selasa, Timbalan Presiden Amerika Joe Biden mempertahankan usaha Amerika mendekati Iran dalam masa yang sama memberi jaminan bahawa kumpulan pro-pelobi Israel terus kekal sebagai ‘sekutu yang kekal’ bagi Amerika.

Dalam ucapannya kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) sebuah kumpulan pelobi Yahudi yang berpengaruh di Washington, Biden berkata pemilihan Obama sebagai presiden merupakan seruan pengundi-pengundi di Amerika “untuk perubahan trajektori dunia yang sedang berlaku” tetapi komitmen Amerika kepada Israel tetap menjadi “prinsip penting yang kekal” dan tidak akan berubah.

Biden berkata sebarang perubahan polisi luar di Timur Tengah tidak akan membahayakan keselamatan Israel.. “Semua tujuan baik semasa dekad yang lalu tidak memberikan keputusan yang lebih selamat, kestabilan Timur Tengah”, kata Biden. “Di sana mesti ada satu tempat untuk orang-orang Yahudi pergi dan tempat berkenaan semestinya Israel (tanah yang dirampas dari orang-orang Palestin)”.

Biden selanjutnya berkata, “usaha-usaha untuk memaksa Iran menghentikan cita-cita nuklearnya terus menjadi rumit, tetapi senjata nuklear Iran akan membawa risiko perlumbaan senjata di rantau berkenaan”.

“Sebab itulah kami cuba berhubung dengan Iran secara langsung, menerusi demokrasi berprinsip dengan Iran, dan permulaannya Amerika akan merapati Iran dengan satu kepercayaan yang penuh rasa hormat antara satu sama lain”.

Biden juga menekankan kepentingan penyelesaian masalah palestin dengan mengatakan, perjanjian damai Israel-Palestin akan dapat dicapai. “Fakta yang menyatakan keamanan tidak pernah berlaku tidak bermakna keamanan tidak akan berlaku” kata Biden, Israel dan jiran Arabnya mempunyai kesamaan kepentingan untuk membawa keamanan di Timur Tengah yang sedang diusahakan, tambah Biden.

" Kemajuan terhadap keamanan hanya akan boleh berlaku bilamana manusia … berharap untuk berfikir secara cukup berbeza iaitu ; untuk mengambil risiko ; untuk mengusahakan kompromi secara berprinsip” kata Biden. Sekarang adalah masa untuk bekerjasama untuk menjanjikan hari yang lebih baik, dan untuk kejayaan, kekuatan serta keselamatan untuk sekutu tetap kami, Israel”.

[ The Post Chronicle, 5 May 2009 ]


tenteradajjal.blogspot.com

Friday, April 24, 2009

Iran, Total to continue cooperation: Nozari


TEHRAN, Apr. 22 (MNA) – Iran will continue its cooperation with the French oil company, Total SA, Iranian Oil Minister Gholamhossein Nozari said during his visit to Total’s pavilion at Iran’s international oil show in Tehran.

Total’s Managing Director for Middle East Projects Philippe Rochoux highlighted Iran’s giant oil and gas resources, adding that his company has implemented several oil and gas projects in Iran during past years, IRNA reported on Wednesday.


He further expressed hope that the existing cooperation between the Iranian Oil Ministry and Total SA would further boost.


Iran’s 14th International Oil, Gas, and Petrochemicals Exhibition kicked off on Tuesday in Tehran. More than 450 foreign companies from 34 countries and nearly 860 Iranian firms have taken part in the exhibition.


Total has a memorandum of understanding with the state-owned National Iranian Oil Company to develop Phase 11 of the huge South Pars field but the project has been overshadowed by haggling over contract terms, according to Reuters.


Seyfollah Jashnsaz, head of the National Iranian Oil Company said in March, “We are not happy with the work Total has done on Phase 11 in South Pars. Unfortunately this company has wasted time and our national project has been delayed”.


http://www.mehrnews.com/en/NewsDetail.aspx?NewsID=865709


Wednesday, April 22, 2009

Pelobi Iran : Apa yang Harus Diketahui Bangsa Iran dan Israel

Washington DC/Barcelona, Spanyol – Bayangan panjang konfrontasi Iran-Israel seakan-akan telah ditentukan dari sananya. Mendengarkan para politisi, orang akan merasa bahwa kekuatan di luar kontrol kita menghela kita menuju bencana abad 21. Tetapi semua itu disulut oleh kebodohan dan dehumanisasi. Israil dicap sebagai “Iblis Cilik”, sementara Iran digambarkan sebagai ekstrimis Muslim yang irasional.

Benar, kebodohan-kebodohan dalam masyarakat kita yang terhormat ini dilakukan oleh pemimpin-pemimpin garis keras yang meminta darah dan kehancuran. Mereka memanipulasi dan mendistorsi; lebih dari itu, mereka melakukan apapun untuk menghalangi kita menyadari bahwa sang musuh memiliki sebuah wajah.

Kita bukanlah bocah ingusan yang percaya begitu saja bahwa pengetahuan akan satu sama lain bisa menawarkan solusi ajaib. Kita percaya bahwa kesalingpengertian akan mendorong kita saling berempati dan mengasihi, serta menghentikan pertumpahan darah dan perang.

Berikut adalah beberapa hal pokok yang harus diketahui oleh bangsa Iran dan Israel mengenai satu sama lain:

1. Israel adalah sebuah demokrasi yang antusias namun belum sempurna.

Pada kunjungannya ke Amerika Serikat musim gugur lalu, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menyatakan bahwa tidak ada homoseksual di Iran. Di Israel, ada banyak homoseksual dan mereka adalah satu-satunya di Timur Tengah yang memiliki parade gay tahunan di ibu kota mereka.

Demokrasi di Israel berarti setiap warga Negara dan kelompok (Yahudi maupun lainnya) berhak mengekspresikan diri dan berkumpul di publik. Juga, setiap warga negara setara di hadapan hukum, memiliki hak voting, kebebasan beragama, akses pendidikan, perawatan kesehatan, dan kesempatan ekonomi.

Tak diragukan lagi, demokrasi Israel masih dalam perkembangan. Penyatuan agama dan negara telah membatasi hak-hak dan kebebasan rakyat (contohnya, rakyat Israel yang berbeda agama tak dapat menikah tak dapat menikah di negeri itu), dan secara de facto status kedua warga Arab Israel adalah sebuah penghinaan terhadap cita-cita demokrasi di negeri tersebut. Untungnya, banyak orang di Isreal tak pernah lelah berjuang merubah sistem itu dari dalam.

2. Iran adalah sebuah quasi-demokrasi yang bersemangat.

Memang jauh dari demokrasi, namun juga bukan kediktatoran sepenuhnya. Meskipun memiliki pembatasan-pembatasannya yang tegas, Iran memiliki masyarakat madani yang hidup dan memiliki blok-blok bangunan bagi demokrasi yang baik. Perjuangan rakyat Iran bagi demokrasi berawal dari Revolusi Konstitusional 1906. Sejak itu, rakyat Iran telah mendapatkan dua pelajaran berharga.

Pertama, perang dan demokrasi tak bisa dicampur. Ketika ketegangan antara Iran dan dunia luar meningkat, yang pertama membayar adalah aktivis-aktivis pro demokrasi dan hak asasi manusia Iran. Bagi Iran untuk melangkah ke dalam system demokrasi membutuhkan perdamaian dan kedamaian; bom dan surgical strikes akan membawa ke arah sebaliknya.

Kedua, ketika Anda melakukan sebuah revolusi, Anda tahu siapa yang sedang dilawan, dan tak penting bagi siapa revolusi itu dilakukan. Bangsa Iran memiliki sedikit hasrat akan revolusi lainnya. Tak sepopuler pemerintahan mereka saai ini, mereka lebih suka perubahan bertahap dan terkelola.

3. Jejalan dinamai dengan nama penyair.

Sebagaimana Iran, Israel menaruh nilai-nilai hebat pada kata-kata tertulis. Di Isreal, jajalanan dinamai dengan nama para penyair – penulis yang membangkitkan kembali semangat rakyat dan bahasa kuno. Pena dan imajinasilah yang menciptakan bangsa ini, bukan pedang dan otot. Sebagaimana di Iran, percakapan sehari-hari di Israel dibumbui referensi-referensi susastra selain hal-hal praktis.

4. Bangsa Iran kesepian dan suka curiga.

Tak ubahnya orang Israel, rakyat Iran merasa sangat terisolasi di Timur Tengah. Mereka dikepung oleh orang-orang yang berbeda agama dan bahasa. Iran adalah mayoritas Persia dan Shi’ite; tetanga-tetangganya mayoritas Arab dan Sunni.

Iran juga tak memiliki banyak teman di luar Timur Tengah. Jika pun ada, bangsa Iran yakin komunitas internasional tak pernah bersikap adil. Di abad terakhir ini saja, bangsa Iran melawan kolonisasi dan intervensi asing yang berjalan selama berdekade-dekade, belum menyebutkan delapan tahun perang melawan Saddam Hussein, sementara seluruh dunia memihak Irak.

5. Zionisme bukanlah suatu kata kotor.

Dalam sebuah pertunjukan ketaksopanan, banyak pemimpin Iran menyebut Iran sebagai “rejim Zionis”. Ketika disebut “rejim” mungkin tak berpangaruh, karena bagi orang Israel, Zionisme bukanlah suatu kata kotor.

Dari dalam, Zionisme adalah sebuah gerakan pembebasan nasional, yang bertujuan menciptakan rumah yang aman bagi orang-orang Yahudi, serta kebudayaandan identitas nasional mereka. Zionisme adalah jawaban orang Yahudi pada dorongan berabad untuk menghapus mereka dari sejarah. Ketika Ahmadinejad cs berbicara tentang dekatnya ajal Zionisme, sesungguhnya mereka tengah memperkuat gerakan yang coba mereka eliminasi itu.

6. Simpati pada Palestina, namun tak tertarik dengan konflik Israel.

Sekalipun retorika Ahmadinejad sangat sengit, rakyat Iran tak terlalu memikirkan Israel. Mereka jauh lebih peduli akan kepincangan ekonomi dan merajalelanya korupsi. Memang simpati rakyat Iran jatuh pada Palestina, namun bagi mereka ini bukanlah persoalan yang negeri mereka harus terlibat aktif.

Rakyat Iran akan mempertahankan kemerdekaan dan teritori mereka mati-matian, tetapi mereka tak tertarik berkonflik dengan Israel. Rakyat Iran ingat akan serangan Aleksander ke Persia, penaklukan Arab pada abad ke 7 M, invasi Mongol, dan pemberontakan CIA melawan perdana mentri yang terpilih secara demokratis di tahun 1953. Namun tak ada ingatan akan konflik dengan orang-orang Yahudi, karena memang tidak ada. Orang-orang Iran akan menjaganya seperti itu.

Trita Parsi adalah pengarang Treacherous Alliance ― The Secret Dealings of Israel, Iran and the U.S., dan Roi Ben-Yehuda, penulis Israel Amerika yang tinggal di Spanyol, adalah kontributor Jewcy dan France 24. Artikel yang diperpendek ini disebarluaskan oleh Kantor Berita Common Ground (CGNews). Teks penuhnya dapat dibaca di www.haaretz.com.

Sumber: Haaretz, 19 Juli 2008, www.haaretz.com
Telah memperoleh hak cipta.